Alat ukur dasar listrik LAPORAN LAB GEOGRAFI UNSYIAH 2017
1.1 Latar Belakang
Latar belakang disusunnya laporan ini adalah untuk memenuhi tujuan dari
praktikum yang telah dilakukan yaitu untuk mengetahui fungsi dan pemakaian alat
ukur dasar listrik, memperoleh keterampilan dalam pemakaian alat ukur dasar
listirk seperti voltmeter, amperemeter, serta multimeter analog dan digital.
Alat tersebut banyak sekali digunakan dan harus disesuaikan dengan fungsinya,
misal dalam bidang elektronika, industri, kedokteran, dan lain-lain.
1.2 Tujuan Percobaan
1.
Mempelajari cara pemakaian Basic Meter manual
2.
Mempelajari cara menggunakan alat ukur Arus dan Tegangan Listrik
menggunakan alat ukur Mulatimeter
3.
Mengukur hambatan listrik sebuah Resistor (lampu pijar)
4.
Mengetahui kesalahan-kesalahan dalam pengukur
1.3 Manfaat Percobaan
1. Mengetahui cara
pemakaian Basic Meter manual
2. Mengetahui cara
menggunakan alat ukur Arus dan Tegangan Listrik menggunakan alat ukur
Multimeter
3. Mengetahui cara mengukur hambatan listrik sebuah Resistor
(lampu pijar)
4. Mengetahui kesalahan-kesalahan dalam
pengukuran.
1.4 Tempat
dan Waktu Penelitian
Tempat: Laboratorium FKIP UNSYIAH Pendidikan Geografi
Hari : Selasa, 2 Desember 2014
Waktu : Pukul 17.30-18.00 WIB
BAB 2
LANDASAN
TEORI
2.1 Alat Ukur Dasar
Alat ukur dasar adalah suatu alat untuk mengukur atau menentukan besaran
atau variable. Untuk mendapatkan pengukuran yang teliti perlu mempunyai standar
sistem alat ukur dan tetap, yang digunakan secaca mudahdan dalam satuan internasional (SI).
2.2 Arus Listrik
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang di sebabkan dari
pergerakan elektron-elektron, mwngalir melalui satu titik dalam sirkuit listrik
tiap satuan waktu atau dengan kata lain arus listrik didefinisikan sebagai aliran muatan
listrik melalui sebuah konduktor. Arus ini bergerak dari potensial tinggi ke
potensial rendah, dari kutub positif ke kutub negative, dari anoda ke katoda.
Arah arus listrik ini berlawanan arah dengan arus electron. Muatan listrik
dapat berpindah apabila terjadi beda potensial. Beda potensial dihasilkan oleh
sumber listrik, misalnya baterai atau akumulator. Setiap sumber listrik selalu
mempunyai dua kutub, yaitu kutub positif (+) dan kutub negative (-).
Arus listrik yang
mengalir didefinisikan sebagai jumlah total muatan yang melewatinya per satuan
waktu pada suatu titik. Dari
definisi ini, kuat arus listrik dapat di rumuskan sebagai berikut:
atau q = I x t
Keterangan: I : kuat arus listrik (A)
q : muatan listrik yang mengalir (C)
t : waktu yang
diperlukan (s)
2.3 Basic Meter Dan Multimeter
Basic meter listrik adalah alat
yang digunakan untuk mengukur besaran listrik seperti arus dan tegangan
listrik. Umumnya basic meter memiliki rentang pengukuran arus antara 100 µA
sampai 5 A dan rentang pengukur tegangan antara 100 mV sampai 50 V. Dalam
prakteknya jika kita perlu memperbesar rentang waktu basic meter maka kita
harus menggunakan rangkai hambatan cabang untuk pengukur arus dan hambatan
depan untuk pengukur tegangan.Basic meter dikembangkan dari alat dasar pengukur
kuat arus yang sangat lemah yaitu Galvanometer yang berupa jarum penunjuk pada
suatu skala tertentu.
Kebanyakan Galvanometer menggunakan prinsip momen gaya yang dikerjakan
pada kumparan dalam medan magnet. Alat ini juga merupakan komponen dasar untuk
membuat alat ukur yang lebih luas pemakaiannya seperti Amperemeter, Voltmeter,
dan Ohmmeter. Amperemeter adalah alat untuk mengukur kut arus listrik, dan voltmeter
untuk mengukur beda potensial atau tegangan. Cara kerja peralatan tersebut hampir sama
dengan cara kerja motor listrik. Tetapi karena dilengkapi dengan sistem pegas,
maka putaran dari kumparannya terbatas sampai sudut tertentu dan besar sudut
putaran ini kemudian dikonversi menjadi besaran ukur listrik.
Sebelum menggunakan alat ini,
perlu diperhatikan agar jarum menunjuk tepat menunjuk titik nol dan ini dapat
dilakukan dengan mengatur sekrup pada
bagian atas panel Basic Meter. Untuk menghindari kerusakan fatal alat akibat
kelebihan beban (over load)maka
sangat di sarankan untuk menggunakan batas ukur terbesar lebih dahulu, baru
kemudian menurunkannya sesuai dengan keperluan.
Untuk menentukan nilai skala
terkecil (NST) dari Basic Meter, dapat di lakukan dengan membagi batas ukur
yang di gunakan dengan banyaknya skala pada basic meter.
Contoh: misalkan
posisi skalar batas ukur yang di gunakan
untuk mengukur tegangan listrik adalah 10 v, DC dan di ketahui bahwa jumlah skala terkecil yang ada pada
basic meter (multitester) itu adalah
50 skala.
Maka nilai : NST basic meter =
= 10 V/50 skala =0,2V
Jika pembacaan jarum menunjukan saat pengukuran pada skala 22, maka besar tegangan yang di ukur adalah : 22x0,2=4,4 volt
Jika pembacaan jarum menunjukan saat pengukuran pada skala 22, maka besar tegangan yang di ukur adalah : 22x0,2=4,4 volt
Multimeter yang di gunakan dalam percobaan ini adalah jenis multimeter analog (SANWA) yang menggunakan kumparan putar
untuk menngerakkan jarum penunjuk besaran listrik pada papan skala. Multimeter
dan indikator kontrol yang terdapat pada sebuah multimeter adalah sebagai
berikut.
1. Papan skala di gunakan untuk membaca hasil
pengukuran untuk besaran listrik seperti hambatan (Ω), tegangan ( AC,V dan DC,V), kuat arus (DC mA), dan skala-skala
lainnya.
2.
Skalar pengatur batas ukur, di gunakan untuk menentukan posisi kerja
multimeter dan rentang batas ukur (range). Jika di gunakan untuk mengukur nilai
satuan tahanan (dalamΩ), skalar di
tempatkan pada posisiΩ, jika
digunakan untuk mengukur tegangan (ACV-DCV), dan kuat arus (mA-µA) maka saklar
diputar pada posisi tersebut. Perlu diperhatikan bahwa dalam mengukur tegangan
listrik, posisi saklar harus berada pada batas ukur yang lebih tinggi dari
tegangan yang akan diukur. Misalnya tegangan yang akan diukur 220 ACV, saklar
harus berada pada posisi batas ukur 250 ACV, demikian juga jika akan hendak
mengukur tegangan DCV.
3.
Sekrup pengatur posisi jarum (preset)
: digunakan untuk menera jarum penunjuk pada angka nol.
4.
Pengatur skala nol Ohm meter (Zero Adjustment) : digunakan untuk menera
jarum penunjuk pada angka nol untuk setiap perubahan saklar batas ukur Ohm
meter. Dalam praktek, pengaturan ini dilakukan ketika kedua ujung kabel
penyidik (probes) dalam keadaan terhubung.
5.
Konektor (+) dan Common (-) adalah lubang penempatan hubungan kabel
penyidik yang ditandai dengan tanda (+) untuk kabel merah dan tanda (-) untuk
kabel hitam.
6.
Batas ukur Kuat Arus : biasanya terdiri dari angka-angka ; 0,25 –25 –
500 mA. Untuk batas ukur 0,25, kuat arus yang dapat diukur berkisar dari 0 –
0,25 mA. Untuk batas ukur 25 mA, kuat arus yang boleh diukur berkisar dari 0 –
25 mA, dst jika melebihi akan terjadi over load yang menyebabkan kerusakan
alat.
7.
Batas ukur Tegangan listrik (ACV-DCV), terdiri dari angka ; 10 – 50 – 250
– 500 –1000 ACV/DCV. Batas ukur 10V, berarti tegangan maksimal yang dapat
diukur hanya sebesar 10 Volt. Batas ukur (range) 50, berarti tegangan maksimal
yang dapat diukur adalah 50 Volt, demikian seterusnya.
8. Batas ukur Ohm meter, terdiri dari angka ;
x1, x10 dan kilo Ohm (kΩ). Artinya
jika batas ukur x1, maka semua hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada
papan skala Ohm. Untuk batas ukur (range) x10, semua hasil pengukuran dibaca
pada papan skala kemudian dikali dengan 10. Untuk batas ukur kilo Ohm (kΩ), hasil pengukuran yang dibaca pada
papan skala (pada satuan kΩ) harus
dikali dengan nilai 1000, dan seterusnya.
9.
Baterai, pada Multimeter dipakai baterai kering ( dry cell) tipe UM-3,
sebagai catu daya ketika Multimeter digunakan.
Gambar : Multimeter Analog
BAB III
PERCOBAAN
3.1 Alat Dan Bahan
1.
Catu Daya 1 buah
2.
Baterai 4 buah
3.
Kabel penghubung secukupnya
4.
Multimeter Manual 2 buah
3.2 Prosedur Percobaan
1.
Rangkailah skema percobaan mengikuti gambar berikut.
2.
Tentukan batas ukur yang sesuai keinginan pada masing-masing alat ukur
serta tentukan nilai skala terkecil (NST).
3.
Atur hambatan geser dengan cara memutar atau menggeser nilai (Rv) pada
posisi tertentu.
4.
Bacalah nilai yang ditunjukkan jarum amperemeter dan voltmeter.
5.
Catatlah hasil pengamatannya kedalam tabel hasil pengamatan.
6.
Cara mencari Tegangan (Volt) dan Kuat Arus (Ampere)
Rumus :
Rumus :
·
Tegangan = NST x Skala Volt
·
Kuat Arus = NST x Skala Ampere
Contoh :
·
Tegangan
Dik : Batas Ukur = 50
NST = 50 = 1
50
Skala Volt = 2
Dit : Hasil Pengukurun..?
Dik : Batas Ukur = 50
NST = 50 = 1
50
Skala Volt = 2
Dit : Hasil Pengukurun..?
Jwb : = NST x Skala Volt
= 2 x 1
= 2
·
Kuat Arus
Dik : Batas Ukur = 250
NST = 250 = 5
50
Skala milli Ampere = 25 mA
Skala Ampere = 25 x 10-3 = 0,025
Dit : Hasil Pengukurun..?
Jwb : = NST x Skala Ampere
= 5 x 0,025
= 0,125 A
Dik : Batas Ukur = 250
NST = 250 = 5
50
Skala milli Ampere = 25 mA
Skala Ampere = 25 x 10-3 = 0,025
Dit : Hasil Pengukurun..?
Jwb : = NST x Skala Ampere
= 5 x 0,025
= 0,125 A
·
3.3Hasil Percobaan
Tabel data hasil percobaan untuk
Tegangan
NO
|
CATU DAYA
|
BATAS UKUR
|
NILAI SKALA
TERKECIL
|
SKALA VOLT
|
HASIL PENGUKURAN
|
1
|
1,5
|
50
|
1
|
2
|
2
|
2
|
3
|
250
|
5
|
1
|
5
|
3
|
4,5
|
10
|
0,2
|
4,1
|
0,82
|
4
|
6
|
50
|
1
|
1,6
|
1,6
|
Tabel data hasil percobaan untuk Kuat Arus dengan ketetapan jumlah skala 50 :
NO
|
CATU DAYA
|
BATAS UKUR
|
NILAI SKALA
TERKECIL
|
SKALA MILLI AMPER
|
SKALA AMPER
|
HASIL PENGUKURAN
|
1
|
1,5
|
250
|
5
|
25
|
25 x 10-3 A
|
0.025 A
|
2
|
3
|
250
|
5
|
5
|
5 x 10-3 A
|
0,005 A
|
3
|
4,5
|
250
|
5
|
10
|
10 x 10-3 A
|
0,01 A
|
4
|
6
|
250
|
5
|
15
|
15 x 10-3 A
|
0,015 A
|
3.4 Pembahasan
1.
Cara pembacaan skala yang benar ialah :
·
Tetapkan batas ukur yang ingin kita gunakan pada percobaan, jika batas
ukur yang di gunakan 10 maka satu garis pada papan skala dihitung 0,2 jika
batas ukur yang digunakan 50 maka satu garis dihitung1 jika batas ukur yang
digunakan 250 maka satu garis dihitung 5.
·
Pada saat percobaan kita teliti melihat ke papan skala, ketika jarum
bergerak ke arah angka yang ada di papan skala maka kita bisa mengetahui
tegangan dan Kuat Arus yang akan kita hitung.
·
Ketika menghitung garis-garis yang ada di papan skala harap teliti agar
hasil yang di dapatkan sempurna.
2.
Hubungan antara Tegangan dengan Kuat Arus ialah kita dapat menemukan
cara mencari hambatan dengan cara Tegangan dibagi dengan Kuat Arus.
NO
|
POTENSIAL
(V) |
KUAT ARUS
(A) |
Nilai
=
|
PENGUKURAN
HAMBATAN R
|
1
|
2
|
0.025 A
|
2 / 0,025
|
80 Ω
|
2
|
5
|
0,005 A
|
5 / 0,005
|
1000 Ω
|
3
|
0,82
|
0,01 A
|
0,82 / 0,01
|
82 Ω
|
4
|
1,6
|
0,015 A
|
1,6 / 0,015
|
106,6 Ω
|
3.
Kesalahan yang dapat terjadi ketika percobaan :
·
Jika kita melakukan percobaan dengan banyak bergerak maka nilai yang
dituju jarum tidak tepat.
·
Kurang teliti akan mendapatkan hasil yang salah.
4.
Kesimpulan dari percobaan ialah semakin besar hambatan yang kita gunakan
maka kuat arus dan tegangannya semakin
kecil, begitu juga sebaliknya jika semakin kecil hambatan yang kita gunakan maka
kuat arus dan tegangannya semakin besar
3.5 Pertanyaan Dan Jawaban
1. Bagaimana cara pembacaan skala yang benar pada alat ukur Ohm meter, Volt
meter, dan Amper meter. Jelaskan!
Jawaban : Tata cara pembacaan
skala yang benar pada alat ukur Volt meter dan Ampere meter adalah:
a. Lihatlah terlebih
dahulu berapa batas ukur yang kita berikan pada saat percobaan. Batas ukur 10
berarti tegangan maksimal yang dapat di ukur 10V. Begitu sterusnya.
b. Perhatikan papan
skala dan lihatlah arah jarum menunjukkan angka berapa. Hitunglah di daerah
garis yang menunjukkan angka yang berada di bawah batas ukur.
c. Lihat dan hitunglah dengan
teliti.
2. Bagaimana hubungan antara tegangan dengan kuat arus listrik sebagaimana
yang diperoleh dari hasil pengukuran (pengamatan).
Jawaban : Hubungan antara tegangan dengan kuat arus listrik adalah
tegangan dan kuat arus akan sama-sama dipakai untuk mencari hambatan (R) dengan cara tegangan dibagi dengan
kuat arus.
3. Apa saja sumber kesalahan yang dapat terjadi pada hasil pengukuran.
Jawaban : Sumber kesalahan yang
dapat terjadi pada hasil pengukuran pada saat percobaan yaitu :
a. Terjadinya
kesalahan apabiala kurang teliti dalam
melihat jarum yang ada pada papan Multimeter.
b. Apabila
papan multimeter tergeser dan goyang
maka jarum akan berubah dari pengamatan sebelumnya sehingga hasil yang di dapat
berbeda-beda.
c. Kurangnya
ketelitian pada saat penghitungan dalam percobaan maka hasil yang di dapat
kemungkinan salah.
4. Buat kesimpulan terhadap percobaan yang
dilakukan .
Jawaban: Kesimpulan dari hasil pengamatan yaitu
semakin besar hambatan yang kita pasang, kuat arus dan
tegangannya semakin kecil dan begitu juga sebaliknya semakin kecil hambatan
maka semakin besar kuat arus dan tegangan
BAB
IV
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
Hambatan
listrik adalah perbandingan antara teganga listrik dari suatu komponen elektronik
jadi dari pengertian dan percobaan di atas dapat disimpulkn bahwa semakin besar
hambatan yang kita pasang, kuat arus dan
tegangannya semakin kecil dan begitu juga sebaliknya semakin kecil hambatan
maka semakin besar kuat arus dan tegangan.
4.2.
Saran
1. pada saat melakukan
percobaan sebaiknya harus mengerti cara membaca skala pada alat percobaan agar
data yang di peroleh lebih akurat.
2. mahasiswa sebaiknya
memahami teori terlebih dahulu agar percobaan mudah dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
K. Thamrin, m.si, Modul Penuntun Praktikum Fisika Geografi, Banda Aceh, FKIP Unsyiah
Nurachmandani,
Setya. 2009. Fisika Jilid 1 SMA/MA. Jakarta : Pusat
Perbukuan
Sumarsono, Joko. 2009. FISIKA SMA/MA kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan
http://books.google.co.idhttp://liviavaleria.blogspot.com/2012_08_01_archive.htmwww.slideshare.net
www.cuacajateng.com
www.scribd.com
www.cuacajateng.com
www.scribd.com
Komentar
Posting Komentar