Laporan Ilmu Ukur Tanah Geigrafi Unsyiah




LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PERHITUNGAN POLYGON TERTUTUP DAN POLYGON TERBUKA

Disusun oleh :
Togar Pelas
1706101040050
Unit 03 (C)

Dosen pengampu
Drs. Thanrin K, M.Si



FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2019-2020



KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberkati rahmat dan hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Ilmu Ukur Tanah ini dengan baik dan juga tepat pada waktunya dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Ilmu Ukur Tanah merupakan salah satu mata kuliah yang sangat berguna dan penting dibidang Geografi,kartografi,pemetaan dan teknik sipil. Oleh karena itu, mata kuliah Ilmu Ukur Tanah sangat bermanfaat untuk dipelajari dan dipraktekan di lapangan. Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah ini merupakan salah satu ilmu special di geografi mata kuliah ini sekaligus sebagai pemantapan dari dasar teori yang dipelajari pada mata kuliah Ilmu Ukur Tanah. Laporan praktikum ini berisikan tentang teori-teori Ilmu Ukur Tanah dan hasil perhitungan yang telah dilakukan di lab maupun lapangan secara berkelompok.
Penuli mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs,tanmrin,s.pd,M,si selaku Dosen mata kuliah ini yang telah menyokong penulis dasar teori di perkuliahan dalam menyelesaikan Laporan Ilmu Ukur Tanah serta Asisten labotarium pendidikan Geografi yang telah membimbing penulis dalam melakukan praktikum. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan dan penyelesaian laporan ini masih jauh dalam kesempurnaan dan masih banayak dapat kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini pada masa mendatang. Semoga Laporan Ilmu Ukur Tanah ini bermanfaat bagi pembaca dan khususnya penulis yang masih dalam tahap pembelajaran.


Banda Aceh,17 April 2019


Wira Yaqin Pelas     
             17016101040050      

DAPTAR ISI

KATA PENGANTAR………..……………………………………………………………...I
DAPTAR ISI……………………………...…………………………………………………II
DAPTAR GAMBAR……………………………..……………………………………..…III
BAB I  PENDAHULUAN…………………………………………………………………..1
              1.1            Latar Belakang………………………………………………………………..…..1
              1.2            Rumusan Masalah…………………………………………………………..…….2
              1.3            Maksut dan Tujuan……………………………………………………….............2
              1.4            Mamfaat Pratikum...................................................................................................3
              1.5            Waktu dan Tempat Praktikum………………………………………………...….3

BAB II LANDASAN TEORI……………………………………………………….…/…..4
                  2.1.      Teori Dasa Ilmu Ukur Tanah……………………………………………………..4
                           2.1.1.   Pengertian Polygon…………………………………………………………...4
A.    Polygon Tertutup…………………………………………………………4
B.     Polygon Terbuka………………………………………………………….5
                           2.1.2.   Sudut Azimut…………………………………………………………………6
                           2.1.3.   Macam Teodolit………………………………………………………………6

BAB III HASIL PENGAMATAN…………………………………………………………11
            3.1.     Alat bahan yang di gunakan………………………………………………………..11
            3.2.     Komposisi Alat …………………………………………………………………….14
            3.3.     Setting Instrumen…………………………………………………………………..15
            3.4.     Setting Measurements……………………………………………………………...15
            3.5.     Hasil pengukuran…………………………………………………………………..16
3.5.1 Data Backsight………………………………………………..……………...16
       3.5.2 Data Foresight……………………………………………...………………...17
            3.6.     Hasil perhitungan……………………………………………………...…………...17
 3.6.1 Poligon Tertutup dan Poligon Terbuk…………………………………...........17
BAB IV PENUTUP……………………………………………………………....................20
             4.1.    Kesimpulan……………………………………………………………...................20
             4.2.    Saran…………………………………………………………….............................20

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….................21










 BAB I
PENDAHULUAN

  1.1            Latar Belakang
Ilmu Ukur Tanah merupakan bagian dari ilmu Geodesi. Ilmu Geodesi tersebut merupakan suatu ilmu yang mempelajari ukuran dan bentuk bumi dan menyajikannya dalam bentuk tertentu. Berdasarkan ketelitian Perhitungannya, ilmu Geodesi dapat diklasifikasikan atas dua macam, yaitu:
1.      Geodetic Surveying, yaitu suatu survey yang memperhitungkan kelengkungan bumi atau kondisi sebenarnya. Geodetic surveying ini digunakan dalam Perhitungan daerah yang luas dengan menggunakan bidang hitung yaitu bidang lengkung (bola/ellipsoid).
2.      Plane Surveying, yaitu suatu survey yang mengabaikan kelengkungan bumi dan mengasumsikan bumi adalah bidang datar. Plane surveying ini digunakan untuk Perhitungan daerah yang tidak luas dengan mengunakan bidang hitung yaitu bidang datar.
Dalam praktikum ini kita memakai Plane Surveying (Ilmu Ukur Tanah). Ilmu ukur tanah dianggap sebagai disiplin ilmu, teknik dan seni yang meliputi semua metode untuk pengumpulan dan pemrosesan informasi tentang permukaan bumi dan lingkungan fisik bumi yang menganggap bumi sebagai bidang datar, sehingga dapat ditentukan posisi titik-titik di permukaan bumi. Dari titik yang telah didapatkan tersebut dapat disajikan dalam bentuk peta.
Dalam praktikum Ilmu Ukur Tanah ini kita akan dilatih melakukan pekerjaan-perkerjaan pengukuran dan mengkaikannya dengan teori yang sudah di pelajari, dengan tujuan agar Ilmu Ukur Tanah yang didapat di bangku kuliah dapat diterapkan di lapangan, dengan demikian diharapkan mahasiswa dapat memahami dengan baik ketiga aspek tersebut diatas.
Dengan praktikum ini diharapkan dapat melatih kita melakukan pengamalan ketika sudah selesai dibangku kuliah dan menrapkan ilmu ini,bisa melakukan pengukuran sendiri dengan cara Plane surveying (ilmu ukur tanah) yang sudah di pelajari di dalam praktikum Ilmu Ukur Tanah ini.

  1.2            Rumusan Masalah
Adapun rumusan permasalah dalam praktiku ilmu ukur tanah pada semerter ini adalah sebagai berikut :

1.      Memahami teori di perkuliahan dan menerapkannya di praktikum.
2.      Pengenalan alat ilmu ukur tanah dan pendukungnya.
3.      Penggunaan alat ilmu ukur tanah (plane surveying).
4.      Cara penhitungan dan pengolan data di lapangan dan menyajikannya dalam bentuk laporan.
5.      Membuat peta polygon terbuka.
6.      Membuat polygon tertutup.
7.      Penganalisan data di lapangan dan melakukan perhitungan.
Jadi dari rumusan masalah diatas akan kita kaji dalam laporan ini dan sedikit memperjelas agar pemeriksa tau arah dan tujuan dan hasil dari praktikum selama ini.

  1.3            Maksut dan Tujuan
Praktikum Ilmu ukur tanah disini di maksudkan sebagai aplikasi untuk memptraktikan teori-teori dasar Ilmu Ukur Tanah yang didapatkan di bangku kuliah seperti polygon terbuka,polygon tertutup,azimut, profil,pengolahan data dan proses penggambaran peta.
            Tujuan yang ingin dicapai dari Pratikum Ilmu Ukur Tanah adalah agar mengetahui serta memahami dengan baik bagaimana tahapan :
a.       Perhitungan polygon terbuka
b.      Perhutungan polygon tertutup
c.       pengolahan data.
d.      Perhitungan azimut.
e.       Mengenal alat ilmu ukur tanah.
f.       Cara menggunakan alat ilmu ukur tanah.
g.      Penggambaran peta.

  1.4            Mamfaat Pratikum
Dalam praktikum ilmu ukur tanah ada beberapa mamfaat yaitu :
1.      Dapat mengaplikasikan teori di perkuliahan dengan praktik di lapangan.
2.      Tau cara penggunaan alat.
3.      megetahui alat dan dapat memahami secara langsung.
4.      Paham dan dapat mengukur dengan alat dan mengolah data yang telah di ukur
Dari banyaknya mamfaat praktikum yang belum saya sebut yaitu apa yang ada di lab kimia,fisikan dan tehnik semua dah kami rasakan dengan sensasinya masing-masing.

  1.5            Waktu dan Tempat Praktikum

Ø  Kelompok       : 4
Hari/tanggal    : Kamis,21 Maret 2019
Ø  Tempat            : Taman dan Hutan masjid jamik unsyiah
Ø  Waktu             : 14:00 s/d selesai





BAB II
LANDASAN TEORI

2.1.            Teori Dasa Ilmu Ukur Tanah
   2.1.1.   Pengertian Polygon
Poligon berasal dari kata poly yang berarti banyak dan gono yang berarti sudut. Jadi, poligon merupakan suatu rangkaian sudut banyak atau deretan titik yang menghubungkan dua titik tetap (titik triangulasi).
Berdasarkan kepada titik-titik tetap (koordinat diketahui) dan bentuk geometrisnya, secara umum polygon dibedakan atas 2 macam, yakni :

A.    Polygon Tertutup
Polygon tertutup Adalah kerangka dasar pengukuran yang membentuk poligon segi banyak yang menutup. Yang dimaksud menutup adalah apabila mulai dari titik 1 kemudian ke titik 2 dan seterusnya akan kembali ke titik 1 lagi. Sehingga akan membentuk segi banyak. Fungsi dari kembali ke titik awal adalah digunakan untuk mengkoreksi besaran sudut pada tiap segi banyak tersebut.pada umumnya  semua sudut teratur namun pada pengukuran di lapangan semua sudut mempunyai besaran yang berbeda-beda. lalu bagaimana cara menerapkan di lapangannya? Pada prinsipnya yang perlu diingat adalah penentuan jumlah titik disesuaikan dengan kondisi lapangan. Misalkan yang diukur lahan yang sangat luas maka membutuhkan banyak titik poligon. Usahakan menggunakan sedikit titik poligon yang terpenting menutup. Semakin banyak titik poligon maka tingkat kesalahan sudut semakin besar (sumber sejahtera15.com).



gambar tak bisa di muat.

Gambar 1.1 Polygon tertutup
Sumber: (Risfan faiz,M.Pd, 2012)




A.    Polygon Terbuka
Polygon terbuka adalah kerangka dasar pengukuran yang membentuk polygon yang mana sisi tidak berjumpa atau terbuka, Yang dimasut dengan terbuka adalah apabila dari titik satu sampai titik akhir tidak bertemu dan tidak berbentuk persegi. Pengukuran poligon terbuka biasa digunakan untuk mengukur jalan, sungai, maupun irigasi. Tapi kenyataannya bisa digunakan untuk mengukur luas lahan terbuka. namun tetap disarankan untuk menggunakan poligon tertutup apabila mengukur luas lahan. Yang dimaksud terbuka disini adalah poligon tersebut tidak mempunyai sudut dalam seperti pada tertutup. jadi pengukuran di mulai dari titik awal tapi tidak kembali ke titik awal.seperti gambar di bawah ini




gambar tak bisa di muat


Gambar 1.2 contoh dari Polygon terbuka
Sumber: (Risfan faiz,M.Pd, 2012)





Poligon terbuka sendiri terbagi menjadi 2 yaitu terikat sempurna dan tidak terikat sempurna. Dikatakan terikat sempurna apabila kita mempunyai data-data koordinat pada titik awal dan titik akhir berupa data koordinat dan elevasi (x,y,z). Sedangkan terikat tidak sempurna adalah hanya mempunyai data koordinat dan elevasi pada titik awal saja.
 Di dalam polygon terbuka terdapat dua bentuk yaitu :

1.      Poligon Sempurna
Merupakan poligon yang deretan titik-titiknya terikat pada titik tetap pada awal dan akhir poligon tersebut serta diketahui azimuth awal dan azimuth akhirnya. Hasil ukuran dapat dikontrol dan diketahui kesalahannya, melalui proses hitungan perataan.


gambar tak bisa di muat



Gambar 4. 1 Poligon Terbuka Sempurna
Sumber: (syamsul, 2017)



1.      Poligon Lepas atau Poligon Tidak Sempurna
Merupakan Poligon yang deretan titik-titiknya hanya pada satu titik tetap. Dalam hal ini,  hasil ukurannya tidak dapat dikontrol atau diketahui kesalahannya.

Gambar 4. 2 Poligon Terbuka Tidak Sempurna
Sumber: (Risfan faiz,M.Pd, 2012)
 

   2.1.1.   Sudut Azimut
Sudut Azimut adalah sudut putar dari arah Barat hingga Timur. Sebagai referensi sudut nol dipakai arah mata angin Utara. Tanda (+) berarti arah putar searah jarum jam dari sudut nol, tanda (-) untuk arah sebaliknya. Sebagai contoh, dari sudut nol ke arah Timur tepat adalah 90 derajat, dan Barat adalah sudut -90 derajat.

   2.1.2.   Macam Teodolit
Ada berbagai jenis Theodolite menurut bagian dan ketelitiann


a.    Menurut bagiannya
1.    Theodolite WILD T-0
     Tingkat ketelitian alat ini rendah, dengan pembagian skala terkecil dari 1’-10'. Tempat pembacaan skala horizontal dan skala vertikal terpisah, bayangan yang nampak pada teropong adalah terbalik. Alat ini mempunyai kompas sendiri (Built In Compass) sehingga pembacaaan horizontal langsung menunjukkan arah utara kompas. Sedangkan pembacaan vertikal menunjukkan Zenith.

2.    Theodolite SOKKISHA TS-20A
Theodolite ini mempunyai tingkat ketelitian yang rendah dengan pembagian skala terkecil adalah 1'. Theodolite ini mempunyai sistem dua tingkat, yang bertujuan apabila hendak melakukan Perhitungan horizontal, maka bacaan skala vertikal harus 900 agar kedudukan alat benar-benar horizontal.
Sumber: (Mohave Instrument, 2004)
3.    Theodolite TM20E
Tingkat ketelitian dari Theodolit eini dapat dibaca sampai ketelitian 20" melalui satu teropong. Apabila alat ini di utarakan terlebih dahulu maka bacaaan horizontalnya adalah bacaaan Azimuth geografis. Bayangan yang terlihat pada alat ini adalah tegak.


4.    Theodolite NIKON NE20S
Theodolite ini merupakan Theodoliteyang menggunakan sistem digital,dengan tingkat ketelitian 20", cara penggunaannya sama dengan TheodoliteTM20E.

5.    Theodolite Nikon NE101
Tingkat ketelitian dari Theodolite ini dapat dibaca sampai ketelitian 5”. Theodolite ini juga merupakan Theodolite yang menggunakan sistem digital


6.    Theodolite NIKON NE100
Tingkat ketelitian dari Theodolite ini dapat dibaca sampai ketelitian 1”. Theodolite ini juga merupakan Theodolite yang menggunakan sistem digital.

BAB III
HASIL PENGAMATAN

  3.1.               Alat bahan yang di gunakan
·         Theodolite type Total station Nikon DTM 322
Tingkat ketelitian dari Theodolite ini dapat dibaca sampai ketelitian 1”. Theodolite ini juga merupakan Theodolite yang menggunakan sistem digital

  3.2.               Komposisi Alat
A.    Main unit type TS Nikon DTM 322 series.
B.     Prisma untuk polygon = 2 buah
o   1 buah untuk backsight (BS)+ Tripod
o   1 buah untuk foresight (FS) + tripot
o   Prisma untuk detil minimal 1 buah + pole
o   Meteran kecil untuk mengukur tinggi alat dan prisma
o   2 buah tripot (kaki tiga)

  3.1.               Setting Instrumen
Ada beberapa setingan intrumen yang perlu dilakukan pada waktu kita akan melakukan pengukuran  :
1.    Setting job
Setting ini dilakuakan untuk melekukan pengaturan seperti : skala factor,Temperatur dan sebagainya.setelah kita buat Job, akan adabpilihan untuk masuk ke menu Sett.
2.    Setting measurements
Setting ini digunakan untuk melakukan pengaturan seperti : target, kostanta prisma dan lain lain. Dengan adanya dua tombol MSR,(MSR1 dan MSR2) memungkinkan kita untuk setting dua mode pengukuran yang berbeda, missal MSR1 Untuk yang non prisma dan MSE2 untuk yang memakai prisma.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

laporan pratikum alat ukur dasar Lab Geografi unsyiah

Alat ukur dasar listrik LAPORAN LAB GEOGRAFI UNSYIAH 2017